Selasa, 09 Februari 2010


WOOOOWW INILAH GAMBARAN NYATA PERUMAHAN NEGERI KITA SETELAH PEMBACA SAYA AJAK BERJALAN-JALAN MENGARUNGI TIPE-TIPE RUMAH SEANTERO NUSANTARA DAN MANCANEGARA SAMPAI DENGAN DESAIN-DESAIN RUMAH CANTIK YANG MINIMALIS, YA PEMBACA SAYA AJAK KEMBALI MELIHAT BAHWA MASIH ADA BEGITU BANYAK RUMAH-RUMAH YANG TIDAK PANTAS DIHUNI BAIK SECARA KEAMANAN KESAHATAN BAGI PENGHUNINYA ,YA ITULAH DINAMIKA YANG TERJADI DINEGERI KITA DIMANA KESENJANGAN MASIH TERBENTANG LEBAR

SEMOGA PARA WAKIL RAKYAT MEMIKIRKAN AKAN HAL INI, AGAR SEMUA INI DIPERHATIKAN DEMI KEBERSAMAAN DAN KEDAULATAN BANGSA INI. AMIEEEN

Rumah Minimalis dan Taman

rumah minimalisSejak beberapa tahun lalu rumah minimalis dan taman minimalis menjadi trend perumahan yang menjadi pilihan favorit para konsumen rumah yang menjadi simbol baru kehidupan masyarakat kosmopolitan, yang merupakan refleksi cara hidup – berpikir – dan bekerja masyarakat urban yang serba praktis, ringan, efisien, dan penuh kesederhanaan.

Rumah dan taman merupakan nilai sosial budaya masyarakat terhadap alam dan kehidupan tempat tinggalnya. Dimana rumah merupakan tempat hunian – beristirahat – bersosialisasi –berkeluarga – dan beribadah. Sedangkan taman merupakan cermin energi alam, dan sumber kehidupan. Bilamana rumah dan taman dirancang sebagai satu kesatuan yang harmonis akan memberikan energi kehidupan kepada penghuninya.

Konsep rumah minimalis dan taman bertujuan untuk meningkatkan nilai suatu ruang keseluruhan untuk eksterior dan interior dengan mengurangi segala sesuatu yang berlebih di dalam ruang tersebut. Konsep minimalis menunjukkan gaya hidup yang praktis, dinamis, ringkas, efektif, dan efisien, yang diterapkan dalam semua aspek kehidupan termasuk arsitektur bangunan rumah, interior ruang, dan eksterior taman.

Kolaborasi rumah dan taman minimalis merupakan perpaduan media komunikasi antara arsitektur dan lansekap dengan bentuk kekontrasannya, keras-lunak, kaku-lembut, geometris-dinamis, serta antara buatan manusia atau budaya dengan alam.

Rumah Minimalis menghilangkan kejenuhan terhadap pemakaian banyak ornamen dekoratif, pernak-pernik aksesori. Karakter dan kualitas ruang-ruang yang tercipta ditentukan oleh keberadaan ruang itu sendiri, bukan oleh perabot dan pernak-pernik aksesori di dalamnya. Ruang menjadi terasa lega sesuai kebutuhan utama penghuni, mengoptimalkan sirkulasi udara segar yang sehat, dan pencahayaan sinar matahari yang melimpah.

Typical rumah minimalis mempunyai sumber pencahayaan alami dari jendela, pintu, dinding transparan, keteduhan pohon, komposisi tanaman dan perkerasan, yang tepat akan menghadirkan bayangan obyek-obyek dari sinar matahari yang terpantul di dinding sebagai elemen estetis alami tersendiri. Sedangkan dari permainan tata cahaya lampu sangat artistik, baik lampu sorot, lampu tanam, hingga lampu gantung dengan bentuk-bentuk geometris, akan menghidupkan suasana malam hari di rumah minimalis.

Bentuk desain rumah minimalis adalah lugas, polos, sederhana, tidak rumit, kompak, dan efisiensi-efektif ruang. Blocking massa, material, pencahayaan, pengulangan, sirkulasi ringkas, optimalisasi multifungsi ruang dan berurut. Nilai keindahan rumah tidak mengandalkan ornamen dan obyek artifisial, tetapi lebih bermakna kepada sebuah kejujuran bentuk, fungsi, dan penjiwaan ruang-ruang yang diciptakan.

Penataan rumah dan taman minimalis mensyaratkan keseluruhan tampilan yang harmonis, perpaduan antara material keras, struktur eksotis fisik bangunan dan tanaman, warna-warni eksotik, serta elemen pendukung (seperti: lampu, kolam, bangku, patung, perabot). Minimalis mensyaratkan keselarasan bahan, bentuk, warna, dan tekstur dengan kesan ingin yang disampaikan, hangat, intim, romantis, alami, atau futuristik. Permainan warna dengan tema monokromatik seperti gradasi satu-dua warna primer menciptakan kesatuan ruang antara rumah dan taman.

Penataan perabot rumah minimalis membutuhkan suatu keteraturan, di mana semua benda terletak teratur pada posisinya masing-masing. Ruangan dalam rumah diisi dengan perabotan yang sangat efisien dan fungsional saja. Perabotan rumah dipilih hanya yang benar-benar dibutuhkan, bukan elemen dekoratif, jika memungkinkan multifungsi sehingga ruang pun terkesan bersih dan lega. Perabotan interior dan eksterior dengan bentuk-bentuk geometris mempunyai tujuan memaksimalkan penggunaan ruang, tidak ada celah ruang yang tersisa atau mati.

Taman berperan penting memasukkan keindahan dan keselarasan alam ke dalam bangunan dan menyatukan dengan lingkungan alam sekitar. Kehadiran unsur air dalam bentuk kolam geometris dan berupa air tenang, air terjun, atau air semprot (efek kabut) menghadirkan keheningan dan kesejukan terhadap ruang dan penikmat ruang tersebut.

Kesatuan rumah minimalis dan taman keduanya harus saling menyatu membentuk tatanan ruang luar, bangunan, dan ruang dalam yang seimbang, saling berjalinan secara harmonis, dan tidak saling mendominasi. Pembagian ruang sangat efisien, fungsional, dan jelas hierarkinya, serta mengurangi berbagai kebutuhan ruang yang tidak penting.

Menyatukan rumah minimalis dan taman akan menghadirkan sebuah lingkungan rumah yang tenang dan menyejukkan.

Mengupas Rumah Kayu Jepang

kali ini........catatan mengenai rumah kayu Jepang...... hitung2 ngulang pelajaran kuliah dulu....
Arsitektur rumah tradisional Jepang bermaterikan kayu sebagai bahan utamanya, anyaman tikar ( tatami) sebagai penutup lantai dan perpaduan antara kayu dan kertas ( shoji) sebagai dinding partisinya. Modul perencanaan ruang didasarkan atas ukuran 1 lantai tatami ( 176 x 88 cm ) yang disebut sebagai 1 jo. Kelipatan dari jo inilah yang menjadi dasar penentu luas suatu ruangan. Ruang berukuran standart biasanya terdiri dari 6 jo.
Tatami hanya dipasang di rg. tidur dan rg. keluarga/ rg. tamu, selain itu lantai dapur dan selasar menggunakan bahan vynil/ parquette. Lantai keramik jarang dipergunakan di Jepang....kecuali untuk KM/WC, rg. exterior dan fasilitas umum. Hal ini karena konstruksi rumah panggung tidak memungkinkan untuk menggunakan keramik.
Ketebalan tatami sekitar 3cm s/d 6cm, yang terdiri dari particel board yang dilapisi tikar. Konsep rumah panggung hingga saat ini masih diterapkan di Jepang, untuk mengantisipasi gempa bumi yang kerap melanda Jepang.
Potongan rumah panggung khas Jepang, hingga sekarang konstruksi seperti ini tetap dipergunakan.
Shoji, partisi geser antara ruang saat ini sudah jarang yang bermaterikan kertas, digantikan oleh kaca buram yang dapat bertahan lebih lama. Konstruksinya yang praktis membuat shoji dapat "buka pasang" setiap saat jika diperlukan.
Lemari ( oshiire ) yang dilengkapi dengan pintu geser ( fusuma ) dan dilapisi wallpaper, memiliki kedalaman 75cm, karena sebagai tempat menyimpan kasur gulung ( futon ), jika sedang tidak dipergunakan. Karena keterbatasan lahan di Jepang, rumah menjadi sangat mungil ukurannya, oleh karena itu sebuah ruangan dapat memiliki fungsi ganda. Pagi dan siang hari untuk rg. keluarga dan rg. makan, dimalam hari untuk rg. tidur.
Di area entrance biasanya terdapat rg. foyer/ penerima tamu/ genkan. Di ruang ini tamu harus melepaskan alas kakinya dan menggantinya dengan sandal rumah yang biasanya sudah disediakan, kebiasaan ini diperlukan untuk menjaga kebersihan dan keawetan dari tatami.
Kamar mandi biasanya dilengkapi bak untuk berendam, yang kedalamannya lebih dalam daripada bath tub. Sudah menjadi kebiasaan warga Jepang untuk berendam setelah lelah bekerja seharian.
Karena air dalam bak digunakan secara bergantian oleh anggota keluarga, maka sebelum berendam, biasanya mandi terlebih dahulu. Setelah itu bak ditutup agar air tetap hangat dan bersih......kemudian siap siap deh yang lain berendam.....jadi mirip-mirip kolam renang, hanya ini sistemnya perorangan ya? Bagaimana? ingin ikut berendam juga?
Closet di rumah tinggal umumnya sudah menggunakan closet duduk yang dilengkapi dengan aneka macam tombol untuk membilasnya, namum closet jongkok masih populer di Jepang, fasilitas umum biasanya menyediakan 2 jenis toilet ini.
Jepang terbilang kreatif untuk urusan closet duduk ini, saat ini bahkan sudah dirilis closet yang berfungsi untuk mencuci, membilas dan mengeringkan bagian vital anda......sambil mendengarkan alunan musik dari MP3 Player
Jika kita tidak ada waktu untuk memasang MP3, sudah disediakan alunan suara air terjun dan desiran angin, yang akan mengiringi waktu kita untuk urusan yang "penting" ini.

Rumah orang Eskimo yang unik

Bangsa Eskimo yang hidup di lingkar atas kutub utara memiliki sebuah rumah unik yang bernama Igloo, di katakan unik karena seluruh bagian rumah terbuat dari es dan bentuknya setengah bundar ( Dome ) dan berpintu masuk berupa silinder. Seperti kebutuhan rumah manusia lainnya, orang orang eskimo juga memiliki alasan membuat Igloo untuk berlindung dari udara dingin, hewan buas ( hewan buas kutub seperti beruang ). Bangunan Igloo ini memiliki konstruksi yang kuat karena di buat dengan Es yang tak mudah meleleh dan mereka membuat Igloo waktu saat musim dingin akan datang jadi bisa dikatakan kalo rumah jenis ini merupakan rumah temporer yang hanya ada waktu musim dingin karena saat musim hangat (panas/summer) Igloo akan meleleh. Suhu di dalam rumah Iglo cukup hangat dan nyaman ditinggali dan tak terpengaruh suhu diluar yang bisa sampai -45 derajat celcius dan semua kegiatan dilakukan di dalam rumah tersebut.
Igloo terdiri dari 3 jenis yang dibedakan menurut besar ruangan dan kegunaan:
* Igloo tipe kecil untuk tempat berlindung sementara (semalam atau dua malam) yang sering dibangun pemburu sewaktu berburu di padang atau lautan es.
* Igloo semipermanen berukuran sedang untuk tempat tinggal keluarga. Di dalamnya hanya terdiri dari 1 ruangan yang bisa ditinggali bersama oleh 2 keluarga. Sejumlah igloo semipermanen di suatu daerah membentuk permukiman "desa orang Inuit".
* Igloo berukuran besar yang dibuat untuk kesempatan khusus. Dibangun dari igloo berukuran lebih kecil yang dirombak agar menjadi lebih besar, tapi bisa juga merupakan bangunan baru. Di dalam igloo berukuran besar terdapat 5 ruangan dan dapat menampung sampai 20 orang. Igloo berukuran besar bisa juga dibangun dari beberapa igloo berukuran kecil yang dihubungkan dengan terowongan, sehingga hanya ada satu jalan masuk untuk beberapa igloo. Di dalam igloo berukuran besar bisa diadakan pesta bersama, dansa tradisional (musik Inuit dan Katajjaq).
Bagaimana membuat Iglo?
Arah menyusun balok es sewaktu membuat igloo
yang jelas butuh balok balok es sempurna kuatnya dan kokoh, kemudian balok balok disusun seperti
layaknya kita menyusun bata pada saat membuat dinding/tembok rumah, dan es es tadi akan saling terpaut erat/menempel akibat terpaan angin dan akan menjadi kokoh dengan sendirinya. Lubang bekas galian salju dijadikan ruangan depan di dekat pintu masuk. Bagian dalam yang lebih tinggi dijadikan ruang keluarga dan ruang tidur. Terowongan kecil sering dibangun di depan pintu masuk, agar angin dari luar tidak langsung masuk ke dalam dan kehangatan dari dalam tidak lari ke luar sewaktu pintu dibuka. Salju merupakan bahan pelapis yang baik, sehingga ruangan di dalam igloo bisa dijadikan tempat tinggal yang hangat dan nyaman. Satu atau dua balok es pada dinding perlu dilepas untuk membuat jendela dan ventilasi agar ruangan dalam igloo tidak gelap ketika pintu dari balok salju ditutup. Igloo merupakan konstruksi kubah yang unik, karena dibangun dari balok-balok yang saling menopang satu sama lainnya tanpa menggunakan struktur rangka. Bila dibangun dengan benar, bagian atap kubah igloo sanggup menahan berat satu orang yang berdiri di atasnya. Panas dari lampu tradisional Inuit yang disebut qulliq bisa melumerkan es pada bagian dalam igloo, tapi bagian es yang mencair bisa segera beku kembali dan membentuk lembaran es baru yang menambah kekuatan bangunan igloo.
Igloo tampak samping: (1). ruang keluarga/ruang tidur (2). pintu masuk dan tempat penyimpanan barang (3). jendela (4). ventilasi
Ruang tidur terletak di bagian dalam rumah yang lebih tinggi daripada ruangan yang ada di dekat pintu masuk. Bagian dalam igloo yang lebih rendah merupakan ruangan tempat udara dingin berkumpul, karena udara dingin yang mempunyai berat jenis tinggi mengalir ke bawah. Sebaliknya, udara panas yang mempunyai berat jenis rendah mengalir ke atas, sehingga ruang tidur tetap hangat bila dipasang pemanas, lampu, atau tidur dengan hanya memakai selimut. Ada pula (Orang Inuit Tengah, khususnya yang tinggal di Selat Davis) yang memodifikasinya dengan melapisi ruang keluarga dengan kulit hewan. Suhu ruangan dalam igloo yang dilapisi kulit hewan bisa 2°C hingga 10-20°C lebih hangat dibandingkan tanpa pelapis
(dari berbagai sumber)
BaileoHaruku

BETA PETTAWARANIE

RUMAH ADAT

Jika anda memasuki satu desa atau kampung di Maluku, salah satu hal yang segera nampak menonjol adalah satu bangunan yang berbeda dengan kebanyakan rumah penduduknya. Bangunan ini biasanya berukuran lebih besar, dibangun dengan bahan-bahan yang lebih baik, dan dihias dengan lebih banyak ornamen. Karena itu, bangunan tersebut biasanya sekaligus juga merupakan marka utama (landmark) kampung atau desa yang bersangkutan, selain mesjid atau gereja.

Bangunan itu adalah rumah adat yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda suci, tempat upacara adat, sekaligus tempat seluruh warga berkumpul membahas masalah-masalah yang mereka hadapi. Di Maluku, disebut sebagai Baileo, secara harafiah memang berarti balai.

Adat Dan Budaya Aceh yang harus kita ketahui

dalam forum adat ini kita coba ulas sedikit bagaimana adat dan budaya aceh itu secara menyeluruh

dimulai dari pola hidup masyarakat.................

Pola kehidupan masyarakat Aceh diatur oleh hukum adat yang berdasarkan kaidah-kaidah hukum agama Islam. Adapun susunan masyarakat adalah sebagai berikut :
  1. 1.Golongan Rakyat Biasa; yang dalam istilah Aceh disebut Ureung Le (orang banyak). Disebut demikian karena golongan ini merupakan golongan yang paling banyak (mayoritas) dalam masyarakat adat Aceh.
  2. 2.Golongan Hartawan; yaitu golongan yang bekerja keras dalam mengembangkan ekonomi pribadi. Dari pribadi-pribadi yang sudah berada itulah terbentuknya suatu golongan masyarakat. Karena keberadaannya sehingga mereka menjelma menjadi golongan hartawan. Golongan ini cukup berperan dalam soal-soal kemasyarakatan khususnya sebagai penyumbang-penyumbang dana.
  3. 3.Golongan ulama/cendikiawan; umumnya mereka berasal dari kalangan rakyat biasa yang memiliki ilmu pengetahuan yang menonjol. Sehingga mereka disebut orang alim dengan gelar Teungku. Mereka cukup berperan dalam masalah-masalah agama dan kemasyarakatan.
  4. 4.Golongan kaum bangsawan; termasuk didalamnya keturunan Sultan Aceh yang bergelar "Tuanku" keturunan "Uleebalang" yang bergelar "Teuku" (bagi laki-laki) dan "Cut" (bagi perempuan).

Selain pembagian susunan masyarakat tersebut di atas, sistem kesatuan masyarakat Aceh, merupakan perwujudan dari beberapa buah keluarga inti, yang menjadi suatu kelompok masyarakat; yang disebut "Gampong" (Kampung). Sistem sosial pada masyarakat Aceh berpedoman pada keluarga inti. Setiap perbuatan yang dilakukan sebuah keluarga inti akan memberi pengaruh kepada keluarga lainnya. Dengan demikian hubungan antara satu keluarga inti dengan keluarga inti lainnya cukup erat




tarian dan pakaian adat aceh






rumah adat aceh


tarian aceh.....

nah ini gambaran kehidupan reel budaya aceh yang sebenarnya... tapi sekarang dah beda benget khan.....gimana ada gambaran lain kah dari rekan rekan semua....

RUMAH BETANG, RUMAH ADAT DAN BUDAYA DAYAK YANG HAMPIR TERSINGKIRKAN

Terinspirasi dan bersumber dari buku “Pergulatan Identitas Dayak Dan Indonesia: Belajar dari Tjilik Riwut” Penerbit Galangpress, April 2006.

Rumah Betang adalah rumah adat khas Kalimantan yang terdapat di berbagai penjuru Kalimantan, terutama di daerah hulu sungai yang biasanya menjadi pusat pemukiman suku Dayak, dimana sungai merupakan jalur transportasi utama bagi suku Dayak untuk melakukan berbagai mobilitas kehidupan sehari-hari seperti pergi bekerja ke ladang dimana ladang suku Dayak biasanya jauh dari pemukiman penduduk, atau melakukan aktifitas perdagangan (jaman dulu suku Dayak biasanya berdagang dengan menggunakan system barter yaitu dengan saling menukarkan hasil ladang, kebun maupun ternak).

Bentuk dan besar rumah Betang ini bervariasi di berbagai tempat. Ada rumah Betang yang mencapai panjang 150 meter dan lebar hingga 30 meter. Umumnya rumah Betang di bangun dalam bentuk panggung dengan ketinggian tiga sampai lima meter dari tanah. Tingginya bangunan rumah Betang ini saya perkirakan untuk menghindari datangnya banjir pada musim penghujan yang mengancam daerah-daerah di hulu sungai di Kalimantan. Beberapa unit pemukiman bisa memiliki rumah Betang lebih dari satu buah tergantung dari besarnya rumah tangga anggota komunitas hunian tersebut. Setiap rumah tangga (keluarga) menempati bilik (ruangan) yang di sekat-sekat dari rumah Betang yang besar tersebut, di samping itu pada umumnya suku Dayak juga memiliki rumah-rumah tunggal yang dibangun sementara waktu untuk melakukan aktivitas perladangan, hal ini disebabkan karena jauhnya jarak antara ladang dengan tempat pemukiman penduduk.

Lebih dari bangunan untuk tempat tinggal suku dayak, sebenarnya rumah Betang adalah jantung dari struktur sosial kehidupan orang Dayak. Budaya Betang merupakan cerminan mengenai kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari orang Dayak. Di dalam rumah Betang ini setiap kehidupan individu dalam rumah tangga dan masyarakat secara sistematis diatur melalui kesepakatan bersama yang dituangkan dalam hukum adat. Keamanan bersama, baik dari gangguan kriminal atau berbagi makanan, suka-duka maupun mobilisasi tenaga untuk mengerjakan ladang. Nilai utama yang menonjol dalam kehidupan di rumah Betang adalah nilai kebersamaan (komunalisme) di antara para warga yang menghuninya, terlepas dari perbedaan-perbedaan yang mereka miliki. Dari sini kita mengetahui bahwa suku Dayak adalah suku yang menghargai suatu perbedaan. Suku Dayak menghargai perbedaan etnik, agama ataupun latar belakang sosial.

Rumah Betang
Rumah Betang

Tetapi pada masa sekarang pun banyak orang luar (bahkan orang Indonesia sendiri) beranggapan bahwa suku Dayak adalah suku yang tertutup, individual, kasar dan biadab. Sebenarnya hal ini merupakan suatu kebohongan besar yang diciptakan oleh para colonial Belanda waktu masa perjuangan kemerdekaan Indonesia untuk memecah belah persatuan dan kesatuan terutama di antara suku Dayak sendiri yang pada saat itu menjunjung tinggi budaya rumah Betang. Dan kebohongan tersebut masih dianggap benar sampai sekarang oleh mereka yang tidak mengenal benar orang Dayak. Sebagai contoh, tulisan karya orang Belanda bernama J. Lameijn yang berjudul Matahari Terbit, dimana tulisan tersebut sangat merendahkan martabat masyarakat Dayak. Bagian tulisan itu sebagai berikut.

…. Setelah habis pertcakapan itu, cukuplah pengetahuan saya tentang orang Dayak. Sebelum itu saya sudah tahu, bahwa orang Dayak itu amat kasar dan biadab tabiatnya. Kalau tiada terpaksa, tiadalah saja berani berjalan sendiri ditanahnya, karena tentulah saja akan kembali tiada berkepala lagi”.

Citra buruk masyarakat Dayak di perparah lagi dengan timbulnya kerusuhan-kerusuhan etnis yang terjadi di Kalimantan yang di ekspos besar-besaran hingga keluar negeri (terutama melalui media internet) tanpa memandang sebab sebenarnya dari kerusuhan tersebut hanya memandang berdasarkan pembantaian massal yang terjadi, seperti kerusuhan di Kalimantan Barat (Sambas) dan Kalimantan Tengah (Sampit dan Palangkaraya). Saya sendiri berada di kota Sampit saat kerusuhan pertama kali pecah tanggal 18 Februari 2001 dan 2 hari kemudian saya berada di Palangkaraya, saat itu saya masih kelas 3 SMP. Berdasarkan pandangan saya atas kerusuhan etnis di Sampit dan Palangkaraya, dimana disini saya tidak berpihak pada suku manapun tapi saya lebih melihat berdasarkan fakta yang ada di lapangan selama saya tinggal di Sampit dari saya kecil hingga saat pecahnya konflik Sampit. Kerusuhan tersebut bukanlah akibat adanya tokoh-tokoh intelektual yang ingin mengacaukan keadaan atau perasaan cemburu suku Dayak karena etnis tertentu lebih berhasil dalam mencari nafkah di Kalimantan, tetapi lebih kepada terlukanya perasaan masyarakat Dayak yang dipendam selama bertahun-tahun akibat tidak di hargainya budaya Betang yang mereka miliki oleh etnis tertentu, hingga perihnya luka tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh masyarakat Dayak dan akhirnya mengakibatkan pecahnya konflik berdarah tersebut. Seharusnya etnis tertentu tersebut lebih memahami pepatah “Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung”, bukannya bersikap arogan dan ingin menang sendiri serta tidak menghargai budaya lokal (budaya rumah Betang yang menjunjung nilai kebersamaan, persamaan hak, saling menghormati, dan tenggang rasa ).

Kini, rumah betang yang menjadi hunian orang Dayak berangsur-angsur menghilang di Kalimantan. Kalaupun masih bisa ditemukan penghuninya tidak lagi menjadikannya sebagai rumah utama, tempat keluarga bernaung, tumbuh dan berbagi cerita bersama komunitas. Rumah Betang tinggal menjadi kenangan bagi sebagian besar orang Dayak. Di beberapa tempat yang terpencar, rumah Betang dipertahankan sebagai tempat untuk para wisatawan. Sebut saja, misalnya di Palangkaraya terdapat sebuah rumah Betang yang dibangun pada tahun 1990-an tetapi lebih terlihat sebagai monumen yang tidak dihuni. Generasi muda dari orang Dayak sekarang tidak lagi hidup dan dibesarkan di rumah Betang (termasuk saya sendiri). Rumah Betang konon hanya bisa ditemukan di pelosok, pedalaman Kalimantan tanpa mengetahui persis lokasinya. Pernyataan tersebut tentu saja mengisyaratkan bahwa rumah Betang hanya tinggal cerita dari tradisi yang berasosiasi dengan keterbelakangan dan ketertinggalan dari gaya hidup modern.

Dan sekarang, dalam menghadapi kehidupan modern yang sangat individualis, yang hanya mementingkan kepentingan pribadi, materi dan penuh kemunafikan, masihkan budaya rumah Betang menjadi tatanan hidup bersama di Kalimantan ataukah budaya ini akan ikut menghilang seperti menghilangnya bangunan rumah Betang di Kalimantan. Apapun jawabannya hanya kita orang Kalimantan yang dapat menentukannya !

18 Tanggapan

Tatkala aku kehilangan jejak blog yang udah dikomputer, aku sediki bingung karena aku masih awam make komputer, ya gapteklah. Tiba-tiba aku punya ide searching kata betang sebagaimana judul yan udah kubuat. Kebaca pertama ya tulisan “betang panjang kita” yaitu judul yang udah kubikin. sangat menarik dibawahnya ada yang menlis “RUMAH BETANG, RUMAH ADAT DAN BUDAYA DAYAK YANG HAMPIR TERSINGKIRKAN” lha khoq persis banget dengan apa yang aku pikir dan rasakan. Hanya saya coba mempertegas lagi kata “hampir tersingkirkan” saya rasa lebih tepat tidak pakai kata “hampir”.
Kalau sudi silahkan anda jalan-jalan ke site : http://borneobumiku.wetpaint.com. Disitu aku coba memaparkan dengan photo dan tulisan tentang betang dan budaya mualang (suku dayak mualang) yang mulai punah. Kebetulan aku dilahirkan di salah satu rumah betang mualang dan tinggal dikampung sampai tamat SD.
kalau anda ingin nulis disitu juga silahkan biar makin marak siapa tahu ada dermawan yang berbaik hati untuk menghidupkan kembali berdirinya rumah betang dinegeri mualang. Aku yakin budaya mualang khususnya bahkan budaya dayak pada umumnya tidak mustahil akan punah bersama hilangnya rumah-rumah betang tersebut.